BUMI; Story Of The Earth.
BUMI INI BERHARGA BAGAIMANA TUAN DAPAT MEMBELI, ATAU MENJUAL LANGIT DAN KEHANGATAN TANAH? PEMIKIRAN INI SEMAKIN ANEH DICERNA DI ZAMAN SERBA INSTANT INI.
SEMUANYA SAKRAL.
Bagi saya, setiap bagian dari bumi ini adalah keramat, Dalam ingatan dan pengalaman saya, setiap pucuk daun cemara yang berkilauan, setiap pantai yang berpasir, setiap kabut yang menyelimuti hutan yang gelap, setiap jengkal tanah yang terbuka dan setiap serangga yang bergumam adalah sakral. Sari kehidupan yang mengalir di dalam pepohonan menyimpan kenangan setiap masing-masingnya. Karena bagi kami, bumi adalah ibu.
Saya adalah bagian dari bumi, dan bumi pastinya juga bagian dari saya. Bunga-bunga yang semerbak wangi adalah saudara perempuanku. Juga binatang seperti rusa, kuda, sampai elang pun saudara lelakiku. Tebing berbatu, sari bunga yang ada di lembah pegunungan, kehangatan setiap mahluk hidup adalah keluarga.
TIDAK MUDAH
Jadi, jika para tuan-tuan pemimpin atau investor besar disana mengajukan keinginan untuk membeli tanah keluarga saya, maka kami pikir niat itu sungguh penting. Orang-orang kaya disana menjanjikan kami kesejahteraan, tempat tinggal baru, penghidupan baru. Dia hendak menjadi ayah ku, ayah kami, Tetapi ku pikir kembali bahwa hal itu tidak mudah terlaksana begitu saja.
Air berkilauan yang mengalir dari sungai-sungai bukanlah sekedar air, itu adalah darah nenek moyangku. Seandainya saya sampai menjual tanah ini kepada Tuan yang Mulia disana. Tuan harus mengajarkan kepada anak-anak tuan bahwa air itu adalah suci, di mana setiap pantulan yang samar- samar di dalam air jernih danau menceritakan aneka kejadian dan ingatan pada kehidupan bangsa ku, bangsa kami. Cipratan dan ceplakan air adalah suara dari ayah ku.
KEBAIKAN
Sungai adalah saudara laki- laki saya, dia yang menghilangkan rasa dahaga. Sungai mengangkut kano-kano kami dan memberi makan anak-anak kami. Jika saya menjual menjual tanah ini kepada tuan-tuan disana, tuan harus mengajarkan anak-anak tuan bahwa sungai adalah saudara laki-laki mereka, perlakukanlah sungai seperti memperlakukan seorang pria dengan rasa hormat.
Entah tuan-tuan disana paham dengan pola hidup kami, satu bagian tanah sama dengan bagian yang lainnya. Yang kami takutkan, ketika kami menjual tanah-tanah kami, tuan akan memperlakukan tidak seperti kami, setelah puas menjarah sang ayah, tuan akan mencari ayah baru dan menjarah kembali sampai ke anak-anaknya. Kuburan ayahnya dan hak hidup anaknya tuan lupakan. Ibu bumi dan saudara laki-laki langit akan kau jual layaknya kambing atau pernak-pernik dengan corak merah menyala. Yang ku takutkan nafsumu akan menelan bumi dan hanya meninggalkan padang pasir.
Saya tidak tahu, apakah berkehidupan kami sama dengan tuan. Daerah perkotaan tuan membuat mata kami menjadi merah pedih. Mungkin karena terlalu banyak orang-orang biadab yang tidak mengerti betapa pentingnya bumi. Tidak ada satupun tempat yang tenang di “bumi” tuan. Tidak ada tempat untuk melihat berkembangnya bunga atau gesekan sayap serangga yang biasa menemani telinga kami dalam menjalani hidup. Atau mungkin kami yang tidak beradab dan pula bodoh, tapi apalah arti hidup bila tak dapat mendengar suara kodok di malam hari?
BERHARGA
Bagiku, udara sangat berharga. Semua mahluk hidup di dunia ini butuh udara untuk bernafas. Perlu tuan tahu, bahwa udara memberikan esensinya kepada setiap mahluk yang ditunjang olehnya. Apa mungkin tuan memang tidak membutuhkan udara? Angin memberi nafas pertama pada sang kakek, kami juga menerimanya. Jika kami menjual tanah ini kepada tuan, bisakah tuan menghargai udara seperti tuan menghargai uang?
SATU SYARAT
Jikalau nanti saya atau kami bersedia melepas tanah ini kepada tuan, kami ingin mengajukan syarat. Tuan harus memperlakukan binatang yang ada di atas tanah ini seperti seorang saudara laki-laki. Kami orang bodoh, kami mungkin tidak mengerti cara lainnya. Kami lelah mendengar saudara laki-laki kami seperti harimau sumatera, orang utan, hingga macan jawa kau tembak dan mati lalu kau tinggalkan begitu saja.
Saya bingung, ketika kuda besi yang kau banggakan lebih berharga sehingga kau sebut kami pembunuh binatang untuk padahal kami melakukannya harga untuk menyambung kehidupan. Apakah arti manusia tanpa binatang, ketika semua binatang punah, manusia akan mati kesepian dan ikut punah seperti binatang-binatang yang kau bunuh begitu saja.
ABU
Tuan harus mengajari anak-anak tuan jika tanah yang kalian injak ini adalah abu dari sang kakek. Agar mereka menghargai tanah, ceritakanlah kepada mereka jika bumi ini kaya dengan kehidupan. Ajarkanlah kepada anak-anak tuan seperti kami mengajari anak-anak kami, bahwa bumi adalah ibu kita. Manusia tidak merajut jaring-jaring kehidupan. Ia hanyalah sebagian kecil. Apa yang mereka perbuat pada jaring kehidupan adalah tindakan yang dilakukan oleh dirinya sendiri. Karena yang kami tahu bukan orang yang memiliki bumi, tapi bumi yang memiliki orang. Semuanya saling bertalian seperti keluarga. Apa yang terjadi dengan bumi, pasti akan terjadi kepada anak-anak bumi. Tuhan kita adalah Tuhan yang sama. Sekarang tuan boleh berpendapat bahwa tuan memiliki-Nya, sebagai mana tuan ingin menguasai tanah kami. Bumi ini amat berharga bagi-Nya, Merusak bumi akan membangkitkan balas dendam Sang Pencipta.
Semua akan lenyap, atau mungkin kaum-kaum serakah seperti tuan yang akan lenyap duluan. Kotori ranjang tuan sekalian, agar tahu rasanya mati tercekik kotoran sendiri. Bagiku takdir adalah sebuah misteri, karena kami tak tahu kapan kuda liar akan dijinakan atau sudut-sudut hutan ini nantinya akan dipenuhi-sesak oleh manusia dengan bau khasnya, dan bukit-bukit ini akan diisi oleh tiang-tiang tinggi penyangga sinyal 4G kebanggan tuan sekalian.
“earth provide enough to satisfy every human needs, but not every human greed” - Mahatma Gandhi.
Ciletuh-Palabuhanratu National Geopark
April 17th, 2017.
Comments
Post a Comment