LOYALITAS, dan AIR MATA.

Tepat 7x24 jam yang lalu, jumat 7 november 2014, Persib berhasil menjemput tropi juara Indonesia Super League setelah 19 Tahun para bobotoh dengan antusias menunggu, slogan yang sering diteriakan “KAMI RINDU JUARA” akhirnya mendapat jawaban dari Allah SWT.
Euforia dan antusiasnya terasa sampai disini, Bali. Saya dan banyak warga etnis sunda yg tinggal di pulau dewata ini sangat menunggu laga final ini. Banyak yang sampai tak masuk kantor atau kuliah untuk melihat pertandingan persib malam itu.
Bagi kami, ini bukan “sekedar” sepak bola, ini tentang budaya, kebanggaan, dan identitas yang harus kita junjung sebagai urang sunda. Banyak dari kawanku yang bertanya “kengken ci, sing masuk gae anggon mebalih bola gen?” Dengan lugas saya menjawab “Bro, Persib sing sekedar tim, jangankan uang, waktu juga bisa saya korbankan untuk persib”. Bukannya ingin jadi pang-bobotoh-na, tapi memang benar apa kata nyanyian bahwa “BAGIMU PERSIB, JIWA RAGA KAMI”.
Hingga malam menghampiri, para bobotoh sudah banyak berkumpul di tempat nobar yg berlokasi tak jauh dari pusat keramaian bali, Kuta. Lengkap dengan atribut dan semangat ‘45 mereka seperti akan pergi ke stadion menonton langsung pertandingan di stadion jakabaring, palembang. hahahaha.
Sebelum kick-off, kami membaca surah Al-Fatihah agar Persib dimudahkan mendapatkan gelar juaranya malam itu. Dan, pertandingan pun dimulai.
Sorak sorai chant khas bobotoh berkumandang keras dari para bobotoh yg berkumpul di tempat nonton bareng, seperti tak takut akan pecalang di bali yang mungkin terganggu dan bisa menghentikan acara ini, tapi pikirku “ah paduli, persib heula, etamah bisa diatur!”
Hingga kesalahan bek persib dan kecerdasan ian louis kabes melesak kan gol pertama di menit ke 5, kami tak berhenti berteriak dan yakin bahwa tim kebanggan Jawa Barat ini akan membalas dengan gol lain dan pulang sebagai juara. Kesialan menimpa tim persipura, hadangan bio pauline kepada ferdinan sinaga berbuah kartu kuning kedua untuk bio, akhirnya bio pauline keluar dari pertandingan final ini. Pelanggaran tadi jadi tendangan bebas untuk persib dan dieksekusi oleh firman utina yg menyambar mistar gawang, disambut oleh salto ferdinan sinaga, dan ditepis oleh kiper persipura, dede sulaiman. Alih ingin membuang bola dari kemelut di depan gawang, immanuel wanggai malah melakukan gol bunuh diri di menit 45. Sontak semua bobotoh merayakan gol ini dengan suka cita. Dan babak pertama pun usai dengan skor 1-1.
Tak lupa sebelum babak kedua mulai, kami kembali membaca surah Al-fatihah agar persib bisa juara tahun ini. Jual beli serangan terjadi di babak ini, sampai di menit 52, persib bisa membalikkan keadaan menjadi 1-2, firman utina menjadi aktor lagi di gol ini, umpan terobosan cantiknya disambut oleh M.Ridwan dan dikonfersikan menjadi gol cantik, seketika aku sujud sambil mengucap alhamdulillah untuk gol indah ini, selangkah lagi persib juara pikirku. Sayang gol dari boaz sollosa di menit 79 meruntuhkan mimpiku sementara. Padahal persipura kala itu bermain dengan 10 pemain, tapi mereka lebih dominan dan stabil, pemain persib dipaksa bertahan. Pertandingan berlanjut ke extra time.
Tak mau kecolongan lagi, persib bermain lebih menyerang, pasukan djajang nurdjaman ini lebih militan dari sebelumnya, begitu pun persipura. Tapi, tak banyak momen yg bisa dikenang di babak ini hingga akhirnya vladimir vujovic, bek jangkung ini akhirnya keluar dari lapangan di babak tambahan kedua karena menggangu dede, kiper persipura, ini pelanggaran yang tak perlu menurutku. Kini persib dan persipura bermain dengan 10 pemain. Kala itu terlihat ferdinan sinaga bersitegang dengan m ridwan dan coach djanur, entah apa yg mereka ributkan, akhirnya mereka saling bersalaman ketika babak tambahan kedua ini pun tak bisa menghasilkan gol dan mengharuskan kedua tim melakukan adu pinalti agar pertandingan ini ada pemenangnya hahahaha.
Tak banyak yang kulihat di babak adu pinalti ini, aku terlalu takut untuk membayangkan kalau persib gagal juara tahun ini. Makan konate, ferdinan sinaga, supardi, jufriyanto sukses melesakkan bola ke gawang dede sulaiman, nelson alom gagal memasukan bola ke gawang I Made Wirawan setelah Boaz, pahabol, dan Robertino berhasil mengecoh I Made. Tak perlu lagi kutebak, semua bobotoh menangis terharu di tempat ini, kuyakin, bobotoh manapun yang menyaksikan pertandingan ini pasti menangis, menangis bahagia, tim yang selalu diceritakan pernah jadi raja sepakbola indonesia, pernah membuat bandung menjadi lautan biru 19 tahun yang lalu itu kini kembali jadi juara! Persib aing juara! Nuhun Ya Allah!!!
Kini sah rasanya bila saya menyebut generasi kami adalah generasi bobotoh jaman persib juara di final lawan persipura. Ini akan jadi cerita indah di masa tua ku, bercerita kepada keturunanku bahwa persib pernah juara! Aku adalah saksi hidupnya, nak!
Ternyata indah ketika loyalitas kami terbayar oleh prestasimu, sib.
Terima kasih Ya Allah karena melalui ridhoMu persib bisa juara
Terima kasih haji umuh atas gelontoran dana mu yang tak henti untuk persib hingga bisa seperti ini.
Terima kasih Staf kepelatihan dan manajemen persib yang bisa mengelola persib hingga seperti ini.
Terima kasih kepada seluruh skuad pemain persib, nuhun pisan! Maraneh legenda, bray!


Jumat, Nopember 14, 2014.
With Love And Pride From Bali
Bobotoh.

Comments

Popular Posts