PERSIB GAGAL LAGI ANGKAT “ASA” KAMI.

Sebelum  memulai artikel ini, mari kita bersama-sama membacakan al-fatihah bagi umat muslim dan untuk yang non muslim silahkan memanjatkan doa untuk semua kejadian mengenaskan akhir-akhir ini. Pelarangan beribadah di Al-aqsa untuk umat muslim di palestina dan maraknya peristiwa bunuh diri dan juga hasil buruk yang betah merundung PERSIB sampai detik ini agar semuanya kembali pulih dan tenang seperti sedia kala. Aamiin.

Sabtu, hari yang cocok untuk menyelesaikan hal berkaitan dengan hobi, entah berkumpul bersama keluarga, pacaran, tiduran sampai ke nonton persib di rumah atau ke stadion untuk para bobotoh dimanapun berada.
PERSIB memiliki gengsi yang besar bila sudah berhadapan dengan PERSIJA Jakarta yang notabene-nya jelas, musuh bebuyutan PERSIB. Tim sekelas PERSIB dengan taburan banyak pemain bintang dan dukungan yang masif dari para bobotoh seharusnya menjadi amunisi yang cocok untuk meraih 3 poin penuh, apalagi mereka bermain di kandang. Apa boleh buat lagi, kenyataan berkata lain, walau sudah banyak yang memprediksi atau mendoakan, ekspetasi mereka sesuai kenyataan, persib menyelesaikan 2 x 45 menitnya dengan hasil seri yang di cetak oleh Ahmad Jufriyanto dan di balas oleh Ramdani Lestaluhu.
Kita kesampingkan dulu hasil akhir dan tindakan-tindakan idmes poysan. Saya yang berada di rumah dan tak bisa menonton persib di stadion menerka-nerka apakah insiden yang terjadi itu memang benar terjadi atau hanya bualan media agar berita mereka laku dibaca. Pelemparan botol oleh seluruh bobotoh dan pemukulan salah sasaran.
Saya bertanya kepada teman yang kebetulan ada di stadion, dan dia berkata tidak semua yang ditulis media itu benar. Pelemparan botol dari tribun oleh “saudara-saudara” kita ke arah ramdani lestaluhu itu sudah ditegur oleh bobotoh lain, bahkan ada yang menghardik mereka. Secara hemat saya, memang jelas salah melempar sesuatu ke lapangan walau tim tetangga “katanya” pernah melempar orang dari tribun sesuai dengan video yang baru-baru ini di unggah lagi ke berbagai linimasa media sosial. Tidak ada alasan membenarkan tindakan tersebut.
Pemukulan salah sasaran memang sangat mengenaskan, memang tidak ada sistem yang jelas mengenai tata cara memukul supporter lawan tapi cik atuh euy, dulur etateh! Sing gableg titingalian atuh, karunya, niatna sarua surak keur maung bandung, ai pek balikna genjur, bahkan kabar terakhir dia tak sadarkan diri dan berada di rumah sakit. Saya disini bukan ingin menjadi juri siapa bobotoh paling “santun” dan “dewasa”, saya dan mungkin bobotoh yang teu sapira ini pasti juga menyesalkan kejadian-kejadian ini. Yang pasti, imsed posyan berhasil menuai hasil dari tindakan provokatifnya dan si haseum teh mereun jigana balik ka jakarta nyengir we sapaparat jalan.
Kartu kuning sandi darma sute seharusnya menjadi peluang yang bisa persib manfaatkan sebaik-baiknya. Permainan ngotot kim di tengah lapangan tak mampu dikonversikan menjadi sebuah gol untuk PERSIB. Pemain PERSIB yang terkesan terbawa emosi menjadi karut-marut teu paruguh, ah teuinglah, teu jongjon we ditingalina. Ditambah kondisi pemain persija yang labuhan membuat semua atmosfer di stadion geram, kejadian ini bahkan diamini oleh coach herry guardiola. Mungkin karena memang persija yang dilatih oleh teco ini sejak awal menargetkan hasil imbang.
“Lihat saja situasinya, mereka banyak mengulur waktu dan banyak kejadian tidak perlu. Mereka banyak jatuh, harusnya sportif saja,” kata Herrie usai pertandingan (vikingpersib.co.id / SABTU, 22 JULI 2017 | 22:08 WIB)
Besar harapan kami, PERSIB bisa bermain sama nanti di Jakarta, provokatif dan tengil. Kami sudah bosan dengan kegagalan kalian mengangkat asa kebanggaan dan kehormatan tim, bahkan untuk mencaci kalian pun rasanya sudah habis bahan. Karena sudah seharusnya bukan official, bukan manajemen atau bobotoh yang dapat mengangkat derajat tinggi PERSIB selain kalian pemain-pemain andalan yang dipercaya oleh kami dapat bermain dengan hasil bagus di lapangan.

Sukabumi, 22 Juli 2017.

Comments

Popular Posts